Selasa, 21 Januari 2014

Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE)



Film ini menceritakan dan menyuarakan keberadaan Suku Malind di Kampung Zanegi, Distrik Animha, Kabupaten Merauke yang kehilangan hak dan akses memanfaatkan kekayaan alam serta hasil hutan seluas 169.000 hektar. Dari dulu mereka hidup dari sagu, daging, kelapa. Namun, kehidupan mereka kini terancam. Semua berubah, perusahaan hutan tanaman industri (HTI) PT. Selaras Inti Semesta milik Medco Grup membabat hutan mereka. Saat ini,  masyarakat Malind memiliki kawasan hutan seluas sekitar 1,2 juta hektar terancam. Mereka tertekan kebijakan pembangunan nasional bernama MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate). Mega proyek kerjasama pemerintah dengan pengusaha ini akan merusak dan menghilangkan kawasan hutan dengan ekosistem penting di selatan Papua serta menyingkirkan orang Malind dari sumber kehidupannya.
            Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) adalah sebuah mega-proyek. Lebih dari sejuta hektar direncanakan menjadi perkebunan atau lahan pertanian bersifat industri, yang menjadi ancaman bagi rakyat maupun lingkungan hidup di Papua selatan. Perusahaan Indonesia maupun asing sudah mengklaim lahannya masing-masing. Orang Malind, penduduk asli hutan itu, ditawarkan ganti rugi yang sangat sedikit untuk menggantikan hutan yang merupakan sumber kehidupan bagi mereka dan leluhur mereka selama banyak abad. Tempat dimana proyek MIFEE akan dilaksanakan di Papua masih merupakan daerah konflik. Selama puluhan tahun rakyat Papua sudah berjuang untuk kebebasan serta hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Sekarang Papua juga merupakan sasaran berikutnya dari industri perkebunan Indonesia, setelah hutan Sumatera dan Kalimantan sudah dihancurkan oleh industri kertas dan kelapa sawit. Walaupun di Papua sudah ada beberapa perkebunan beroperasi, MIFEE adalah skala yang jauh lebih luas. MIFEE adalah semacam pintu masuk untuk industri kebun di Papua yang akan merugikan masyarakat seluruh Tanah Papua.
            Susah membayangkan betapa terpencilnya desa-desa di hutan Merauke. Tak satu pun area di Indonesia ini yang jaraknya lebih jauh dari Jakarta – sekitar 3700 kilometer jika ditarik seperti garis lurus. Hutan sepanjang 662 km dan gunung tinggi menjulang lah yang memisahkan Merauke dari ibukota Papua, Jayapura, yang sekaligus menjadi pusat dari banyak gerakan sosial Papua Barat. Kebanyakan desanya tidak dapat dijangkau dengan jalan darat, serta tidak terdapat listrik ataupun jaringan telekomunikasi. Masyarakat setempat yang kebanyakan diidentifikasi dalam kelompok sub etnis Malind, biasanya memenuhi kebutuhannya dari hasil hutan, padang rumput dan rawa-rawa yang ada di sekitar desa. Ketika berbagai kepentingan politik lokal dan nasional bertemu dan menghasilkan keputusan untuk menyiapkan area tersebut untuk dikembangkan secara intensif sebagai pusat produksi makanan dan energi yang baru, itu artinya masyarakat Malind menghadapi ancaman keberlangsungan budaya mereka. Sejak program MIFEE secara resmi diperkenalkan tiga tahun lalu, banyak perusahaan yang kemudian mencari ijin perkebunan dan berusaha menguasai tanah ulayat masyarakat Malind.
            Karena wilayahnya yang sangat terpencil dan ada banyak perusahaan dan desa terdampak, efek yang dirasakan orang-orang Malind dapat terus terjadi tanpa diketahui oleh orang-orang di luar. Karena itulah, untuk membangun solidaritas dengan masyarakat Malind, yang sedang menghadapi konflik atas ruang hidupnya, adalah dengan memastikan bahwa keterpencilan area masyarakat Malind tidak memudahkan perusahaan-perusahaan masuk dengan paksaan atau mengabaikan hak masyarakat, serta membuat suara-suara masyarakat Malind didengarkan dunia.
            Beberapa perusahaan yang pertama datang telah banyak melakukan kecurangan. Semisal yang terjadi di desa Zanegi pada tahun 2009. Medco memberikan 300 juta rupiah pada warga desa dan ‘selembar piagam penghargaan.’ Dari situ warga membacanya sebagai langkah yang baik. Warga tidak menyadari bahwa surat yang mereka tandatangani akan menghapus hak mereka atas tanah, serta menyetujui untuk diberikan ganti rugi atas kayu sebesar 2500 rupiah per meter kubik. Harga yang sangat kecil jika dibandingkan dengan yang mereka peroleh ketika menjual batang kayu ke pedagang kayu secara perorangan. Meski seluruh desa akan kalah jika hutan dibabat, biasanya perusahaan hanya berusaha untuk meyakinkan para ketua komunitasnya (baik kepala kampung maupun kepala adat dan ketua marga) untuk menandatangani pembebasan lahan. Para pemimpin komunitas ini telah diterbangkan oleh perusahaan untuk mengunjungi perkebunan-perkebunan lain, salah satu contohnya ialah Wilmar, yang pernah membawa beberapa tokoh masyarakat hingga ke Sumatra.
            Perusahaan juga telah membuat janji untuk membangun berbagai fasilitas desa, dan jarang yang terlaksana. Biasanya, daftar yang dijanjikan terdiri dari pembangunan sekolah, rumah sakit, gereja, perumahan, jalan, listrik dan fasilitas olah raga. Namun, ketika kesepakatan sudah ditandatangani, fasilitas baru urung terwujud. Atau hanya satu gereja yang dibangun. Ketika perusahaan lain akan membuat kesepakatan, masyarakat lain telah mendengar apa yang terjadi di Zanegi dan menjadi lebih waspada. Beberapa desa kemudian memutuskan untuk meminta kompensasi yang mereka anggap layak atas lahan mereka, berdasar kebutuhan masyarakatnya selama 35 tahun umur hidup perkebunan. Contohnya pada bulan Mei 2012, empat desa menyatakan bahwa mereka hanya akan memberi ijin PT Dongin Prabhawa, anak perusahaan dari Korindo, untuk beroperasi jika perusahaan memberi uang sebesar 100 juta rupiah. Dengan demikian, suatu perusahaan perkebunan tidak sanggup membayarnya. Permintaan atas kompensasi yang tinggi ini bisa dibaca sebagai strategi masyarakat untuk menolak rencana perkebunan, namun strategi dari komunitas yang sudah tidak percaya bahwa masih ada kesempatan untuk sama sekali menolak untuk menjual tanah mereka serta mencegah perusahaan untuk masuk. Saat ini, beberapa kampung atau marga sudah sepakat untuk melepaskan tanahnya kepada PT Dongin Prabawa namun masih ada marga lain yang menolak.
            Sejak perusahaan mulai masuk, masyarakat setempat mulai belajar tentang kemiskinan. Sepanjang sejarah, hutan sudah ada sejak dulu, dengan sagu berlimpah yang menjadi sumber makanan dan binatang hutan yang mudah diburu. Dengan menjual hasil hutan seperti gambir dan damar, warga bisa mendapat uang untuk membeli keperluan lain. Ketika hutan hilang, makanan menjadi sulit dicari, ironisnya hal ini terjadi sebagai akibat dari suatu proyek yang direncanakan untuk menjamin keamanan pangan, dan masyarakat pun menjadi ketergantungan pada ekonomi uang. Kemiskinan terutama terlihat jelas di desa Zanegi. Ketika hutan hilang, makanan pun sulit dicari. Ketika diwawancarai untuk film “Mama Malind Su Hilang,” Moses Kaize mengatakan bahwa sebelum Medco masuk, pemburu bisa mendapatkan binatang buruan dalam waktu satu jam. Kini, untuk berburu rusa perlu waktu sehari atau dua hari. Bahkan untuk mencari sagu, warga harus melakukan perjalanan dan bermalam di tenda sementara, karena hutan sagunya dihancurkan oleh perusahaan yang pernah berjanji untuk menjaga hutan tersebut. Desa sering sepi karena banyak yang pergi. Mereka yang bekerja untuk perusahaan tidak memiliki jaminan. Mereka bekerja sebagai buruh harian lepas dan dengan gaji yang hanya cukup untuk makan satu keluarga, tidak lebih.
            Anak-anak banyak yang dilaporkan menderita akibat gizi buruk, dan kondisi ini telah meningkatkan tajam sejak perusahaan mulai masuk. Di semester pertama tahun 2013, lima anak kecil meninggal karena gizi buruk atau infeksi saluran pernapasan di desa Zanegi. Baru saja ini ada laporan bahwa Medco sudah mulai bertanggungjawab atas bencana yang diakibatkannya di desa Zanegi dan Boepe. Perusahaan tersebut sudah mulai memberi bantuan pada para guru dan memberikan jaminan kesehatan, serta memberikan dukungan ekonomi dengan menyediakan lahan serta benih dan pupuk bagi orang yang ingin menumbuhkan sayur yang bisa mereka jual ke perusahaan. Proses pemiskinan sudah mulai meski hutan belum ditebang. Dengan dibangunnya infrastruktur untuk mendukung MIFEE dan pejabat perusahaan, para tentara pengawal dan transmigran mulai berpindah memasuki tanah orang-orang Malind, mereka juga mengonsumsi hasil hutan seperti daging dan ikan. Kondisi ini menyebabkan warga setempat lebih kesulitan untuk mencukupi kebutuhan mereka dari hutan, dan lebih menekan warga untuk lebih terlibat dalam ekonomi uang, yang berujung pada penjualan tanah mereka pada perusahaan.
            Perkembangan perkebunan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang meluas yang secara langsung juga mempengaruhi masyarakatnya. Di Kampung Zanegi, pestisida dari bibit-bibit pohon milik Medco mencemari rawa dan menyebabkan sakit pernapasan yang mempengaruhi kematian bayi dan penyakit kulit Selain itu, masyarakat yang berada di hulu sungai Bian dan Kumb juga mengalami gejala serupa, barangkali diakibatkan oleh perkebunan kelapa sawit dan area transmigrasi yang berada di hilir sungai. Ikan besar dan buaya sekalipun sudah ada yang dilaporkan mati di Sungai Bian, yang berada dekat dengan perkebunan Korindo dan Daewoo, dan juga sungai Kumb dan Digul. Warga yang berada di area di hulu sungai Bian mengatakan bahwa mereka tak lagi dapat menggunakan airnya untuk keperluan minum, memasak dan mandi. Mereka harus berjalan sepanjang beberapa kilometer untuk mendapat air bersih.
            Hutan-hutan di lembah sekitar konsesi PT Bio Inti Agrindo juga telah dibakar untuk perkebunan sawit. Praktik ilegal ini juga menyebar di seluruh Indonesia dan sudah banyak diketahui telah menyebabkan kabut yang setiap tahun muncul di Sumatra, Malaysia dan Singapura. Sementara akibat lokalnya berupa polusi air dan udara, binatang buas pun banyak yang terbunuh oleh panas api. Di dekat pantai, tak jauh dari perkebunan tebu Rajawali, sungai-sungai kecil yang berada dekat Kampung Onggari dan Kampung Kaibuze menjadi kering karena irigasi dialirkan untuk keperluan perkebunan dan perkembangan pertanian di wilayah transmigrasi. Banyak yang mengatakan bahwa burung-burung juga sudah tak lagi nampak di sekitar area MIFEE, suara mereka sudah tak terdengar lagi seperti dulu.
            Pengaruh utama dari MIFEE juga berupa konflik antar desa, antar marga dan antar individu. Dalam masyarakat Malind, orang-orang sudah tahu, lahan wilayah mana yang menjadi hak siapa. Pada masyarakat yang tidak memiliki peta ini, sistem geografi tak tertulis telah dikembangkan sepanjang sejarahnya, dalam sistem kepercayaannya dan dalam ingatan kolektif mereka. Ketika para pengusaha mulai memasuki area, mereka juga membawa peta lokasi perkebunan yang diberikan oleh kantor pemerintah Merauke, GPS dan peralatan lain yang digunakan untuk menandai posisi mereka serta sejumlah uang yang banyak yang akan mereka berikan pada pemimpin marga apapun yang mempunyai hak atas tanah. Konflik muncul ketika pengukuran yang dilakukan dengan peralatan yang bisa mengukur seksama menggali perselisihan lama. Contohnya ialah ketika satu desa atau marga diketahui sebagai pemilik lahan menurut hukum adat, namun desa atau marga lain telah memiliki ijin untuk menggunakan lahan tersebut, meski mereka tidak memiliki hak kepemilikan.
            Ketika Medco membangun penggilingan kayu di Kampung Boepe, warga dari Kampung Sanggase menyalahkan perusahaan yang telah memberikan kompensasi pada orang yang salah, karena sebenarnya lahan milik Sanggase, dan orang dari Boepe hanya menggunakan lahan. Konflik panjang  terjadi antara Medco dan warga dari kedua desa, Medco pun mengakhirinya dengan membayar warga Sanggase. Konflik yang lain muncul di sekitar area Rajawali, dimana para warga dari Domande yang telah membebaskan lahan mereka pada perusahaan kemudian terlibat dalam konflik dengan warga yang berasal dari Kampung Onggari yang menolak untuk membebaskan lahan mereka. Di Kampung Selil, dua marga dari dua suku berbeda saling memperebutkan lahan yang sudah direncanakan PT. Bio Inti Agrindo untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Setelah perang antar suku yang terjadi dahulu kala, resolusinya berupa penamaan lahan sebagai ‘lahan pinjaman’, dimana peminjam tidak memiliki hak untuk menjual. Biasanya, hal ini tidak menjadi masalah, namun sejak perusahaan datang untuk mengolah tanah, kedua kelompok tersebut meminta kompensasi. Konflik yang berpotensi meledak menjadi kekerasan ini masih tinggi. Konflik seperti itu dimulai dengan kecurigaan dan ketidakpercayaan, yang menambah stres karena tekanan perubahan yang dipaksakan oleh perusahaan, dan berpotensi memecah serta memperlemah para oposisi untuk melakukan perlawanan. Konflik juga bisa sampai kekerasan. Yang membuat kondisi ini lebih buruk ialah kepercayaan orang setempat terhadap suanggi atau ilmu hitam, yang dipercaya sebagai penyebab dari segala macam kematian. Jika ada seseorang yang meninggal di suatu desa, warga akan mempertanyakan siapa yang menjadi dalang atas kematiannya.
            Kisah tragis lagi-lagi datang dari desa Zanegi. Seorang warga desa yang juga bekerja di perkebunan milik Medco telah dituduh menggunakan suanggi untuk membunuh manusia. Para pemimpin desa kemudian berkumpul untuk melakukan pertemuan adat dan memutuskan bahwa ia harus dibunuh untuk menghindari banyak kematian lainnya. Polisi menemukan dan menangkap lima belas orang, tujuh diantaranya kemudian dihukum penjara. Benar atau tidaknya tindakan warga tersebut, penangkapan tersebut hanya memperkeruh persoalan yang dihadapi masyarakat pada umumnya. Mereka yang tertangkap kebanyakan telah mengkritik Medco dan perusahaan lain secara blak-blakan. Desa pun menjadi lebih tergantung pada Medco dan uang kompensasi yang diberikan untuk membantu para tahanan. Pada masa ini, pemalangan panjang yang pernah menghadang praktik penebangan yang dilakukan Medco kehilangan momentumnya. Sementara perusahaan pun tetap melakukan penebangan hutan seperti sebelumnya.

Campus In The Afternoon



 






Campus In The Afternoon
Disusun untuk memenuhi :
Tugas Mata Kuliah Bahasa Inggris 2
Dosen Pengampu : Ibu Atika

Disusun oleh :

                                      1. EKSAL ROHADI                          (3401412009)
                                      2. NIKA RISKI FITRIANA             (3401412001)
                                      3. NORISA PUTRI SARI                 (3401412004)
                                      4. MIRSA ISTIHAROH                    (3401412041)
                                      5. TRI WAHYUNI                             (3401412012)
                                      6. IKA PUJI ASTUTI                        (3401412057)
                                      7. DIANA PARAMITASARI           (3401412019)

SEMARANG STATE UNIVERSITY
2012

CHAPTER I
                                                              INTRODUCTION        

1.                            BACKGROUND
Semarang State University (Unnes) is a university conservation. Conservation has become our vision. Details, university international conservation of healthy, superior, and prosperous. In college Sekaran, March 12, 2010, where Unnes as a university we have conservation of National Education Mohammad Nuh deklarasikan.Menteri present and make it official. With that declaration, we intend to always uphold the principle of the protection, preservation, utilization and sustainable development of natural resources and cultural noble nation. We also put conservation as a form Tridarma universities, namely education, research, and community service. As a public university incarnation Institute of Teacher Training and Education (Teacher Training Institute), Unnes pays great attention to the field of education.
2.                            THEOLOGICAL PROBLEM
A.                How is the situation in UNNES especially in the faculty of social sciences when the late afternoon?
B.                 What is the impact of campus activities in the afternoon?
3.                            PURPOSE OF PROBLEMS
A.                To find out the situation in UNNES especially in the faculty of social sciences when the late afternoon.
B.                 To determine the impact of campus activities in the afternoon.


CHAPTER II
DISCUSSION

The campus is not just a building. The campus is a group of young people gathered from all over the country to gain knowledge and forging. Figure would be if he, the campus environment is very influential. Campus afternoon is an activity where students use their spare time after lectures in the morning. With a beautiful campus atmosphere, cool, green and natural shades create a comfortable learning and fun. So it is not surprising that we find a lot of students - students who are busy shelter under a tree with a Wifi-an on-campus students are used to find the task or just play facebook or twitter. There are also students who studied and discussed under the tree. Totally different from the campus - the campus is in a relatively urban centers and the atmosphere noisy vehicles. Besides the activities performed by students in general ranging from community theater, student activities such as organizational, unit student activities (nature lovers, futsal, photography, etc)
IMPACT ON CAMPUS ACTIVITIES DAY AFTERNOON
         When in the afternoon some SMEs, student activities, or activities of private student run activities as routine, they have positive and negative impacts. As for some of the impact of the activities that occurred during the following afternoon.
1.             POSITIVE IMPACT
       Each student is able to channel their talents or hobbies ask them at your leisure. And on the other hand they also gain experiences that they have never experienced before. In organizing student trying to find new experiences and new knowledge useful through activities that exist within the organization which is expected to support student achievement index value itself. And besides, the students can also interact with other students, which aims to add a link or friendships with other students. Or it can be said to add to the relationship of socialization. The positive impact of this should be encouraged by the positive goal also in the activities to be performed on yourself.
2.             NEGATIVE IMPACT
       Sometimes there are some problems faced by the students of the time when these events took place. Such physical self down or drop as many activities will be undertaken. Even Pestasi index (IP) were dropped because they can not adjust to his courses. And ultimately to deal with the professor. Although sometimes there are some people who assume that the organization disturbing lectures. With a variety of perceptions, views and paradigms of the students themselves, including:
1)        The organization does not matter.
2)      A waste of time.
3)      Making values decline because students are too busy in the organization, while the college abandoned.
4)      Organization was not any good, just disturbing activities in college, some even say that.
5)      Follows the organization was to sail lying.
          However, all of that back again within the individual students themselves how he included the organization smoothly without any confusion between the organization and the lecture itself. As said by Robert K. Merton that often occur among subjects with understanding motif function. The function itself is a result that can be observed leading to adaptation is the adjustment in a system. While the result is not in accordance with the concept of a system is referred to as the Merton dysfunction.






CHAPTER III
CLOSING

1.        CONCLUSION
From the above discussion it can be concluded that the atmosphere of the campus in the afternoon still dominated various student activities such as student utilize the time to learn, discuss, WIFI-an on campus or just to find a job or play twitter or facebook. Besides, there are students who follow in part the organizational activities and student activities unit. So basically campus atmosphere in the afternoon many students who use the facilities in the campus well.

2.        ADVICE
We make this paper as well as possible, hopefully benefit for the readers. If there are flaws and errors in the writing of this paper, we welcome constructive criticism and suggestions for the perfection of this paper.

Proposal PKM-Kewirausahaan



 






USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
DONAT CINTA DARI TEPUNG BIJI NANGKA
BIDANG KEGIATAN :
PKM- K
Diusulkan Oleh :
Qonitath Bella Islami              ( 3211412033 / 2012)
Mirsa Istiharoh                        ( 3401412041 / 2012 )           
Puji Rezqi Mulasih                  ( 3201412053 / 2012 )
Bangkit Chandra Birama         ( 7101412008 / 2012 )
Wildan Albaq Ramadhan        ( 6411412101 / 2012 )


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
TAHUN 2012
HALAMAN PENGESAHAN
  1. Judul Kegiatan                                    : Donat Cinta dari Tepung Biji Nangka
  2. Bidang Kegiatan                                 : PKM – K
  3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a.       Nama                                             : Qonitath Bella Islami
b.      NIM                                              : 3211412033
c.       Jurusan                                          : Geografi
d.      Universitas/Institut/Politeknik      : Universitas Negeri Semarang
e.       Alamat Rumah dan No.Telp/HP   : Desa Rancawiru Rt. 02 Rw. 04 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
f.       Alamat E- mail                              : qonitathbella@yahoo.co.id
  1. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
  2. Dosen Pendamping                
a.       Nama dan Gelar                            :
b.      NIDN                                            :
c.       Alamat Rumah dan No. Telp/HP  :
  1. Biaya Kegiatan Total                         
a.       Dikti                                              :
b.      Sumber Lain                                  : -
  1. Jangka Waktu Pelaksanaan                 : 5 bulan

Semarang, 14 - 10 – 2012
Menyetujui                                                                             
Wakil Dekan atau                                                                               Ketua Pelaksana Kegiatan
Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa


(                                                           )                                               ( Qonitath Bella Islami )
NIP.                                                                                                    NIM. 3211412033




Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/                                              Dosen Pendamping
Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi


(                                                       )                                       (                                                  )
NIP.                                                                                        NIDN.

A. JUDUL
            Donat Cinta dari Tepung Biji Nangka
B. LATAR BELAKANG MASALAH
            Nangka adalah nama sejenis pohon, sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku Moraceae; nama ilmiahnya adalah Artocarpus heterophyllus. Dalam bahasa Inggris, nangka dikenal sebagai jackfruit. Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 m  tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai.
            Bagian dari nangka yaitu kulit buah, biji dan buahnya. Bagian – bagian dari nangka tersebut banyak sekali manfaatnya. Akan tetapi, selama ini masyarakat seringkali tidak memanfaatkan secara optimal hal tersebut. Terutama biji nangka sampai saat ini masyarakat hanya menjadikannya limbah. Padahal jika kita lebih kreatif lagi, biji nangka yang semula hanya menjadi limbah dapat kita olah menjadi suatu produk yang mempunyai nilai tambah. Sebagi contoh, kami mengolah biji nangka menjadi tepung. Dari tepung inilah dapat diolah berbagai macam olahan yang mempunyai nilai jual. Dalam hal ini kami mengolah tepung dari niji nangka menjadi suatu makanan yang tentunya tidak asing di telinga kita, yaitu donat. Donat merupakan makanan cemilan atau sejenis kue yang banyak digemari oleh orang terutama anak – anak . donat biasanya terbuat dari tepung terigu, mentega, vanili, coklat, telur, pengembang .  Dalam hal ini kami mencoba melakukan diversifikasi makanan, yakni mengganti tepung terigu dengan tepung dari biji nangka dalam pembuatan donat. Alasan kami mengganti tepung terigu dengan tepung dari biji nangka dalam pembuatan donat adalah semakin tingginya harga tepung terigu,selain itu kami juga ingin memanfaatkan alam sekitar kita secara optimal sekaligus dapat mengurangi limbah.
            Donat biasanya identik dengan bentuk bulat dan berlubang di tengah, kami mencoba melakukan inovasi dengan membuat donat dengan berbagai bentuk, seperti bentuk hati, bentuk seperti sate dan lain – lain . Sehingga masyarakat tertarik untuk mengonsumsinya.

C. PERUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dibahas dalam program ini adalah :
1. Bagaimana cara mengolah biji buah nangka menjadi tepung ?
2. Bagaimanakah cara membuat donat dengan bahan dasar tepung biji buah nangka ?
3. Bagaimanakah peluang dan sasaran pasar dalam bisnis donat tepung biji buah nangka ?

D. TUJUAN
            Tujuan program yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara pengolahan biji nangka agar mempunyai nilai jual.
2. Mengetahui cara membuat donat dari tepung biji nangka.
3. Mengetahui peluang dan sasaran pasar dalam bisnis pembuatan donat dari biji nangka.
4. Mengetahui metode promosi yang tepat dalam penjualan donat dari tepung biji nangka.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
            Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1. Terciptanya peluang usaha mandiri yang bergerak di sektor makanan.
2. Meningkatkan karya kreativitas inovatif mahasiswa untuk membentuk jiwa pengusaha dalam diri mahasiswa.
3. Memberi gambaran kepada masyarakat tentang inovasi baru dari pengolah tepung biji nangka.

F. KEGUNAAN PROGRAM
            Manfaat dari program ini diharapkan dapat dirasakan oleh dua unsur
utama yang terlibat dalam program ini, yaitu:
  1. Meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
  2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnyanya.
3.   Sebagai wahana untuk menciptakan peluang bisnis baru.
4.    Masyarakat/konsumen mendapatkan kemudahan dalam memperoleh donat cinta.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1.    Karakteristik donat
               Donat ini mempunyai rasa yang khas yakni rasa yang ditimbulkan dari biji nangka itu sendiri. Donat ini tersedia dalam berbagai bentuk dan berbagai varian rasa, sehingga masyarakat tertarik untuk mengonsumsinya. Sesuai dengan namanya donat ini dibuat dengan penuh cinta untuk para konsumen.
2.    Keunggulan donat cinta
          a. Rasa yang berbeda dari donat pada umumnya.
          b. Memiliki rasa dan bentuk yang menarik.
          c. Harga jual yang  terjangkau.
          d.  kebersihan terjamin.
3.    Analisis Pasar
Profil Konsumen
     Melihat masyarakat yang gemar dengan donat khususnya anak -anak
4.    Rancangan Promosi
              Pada tahap awal, promosi akan dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.    Langsung atau face to face. Promosi ini dengan mendatangi beberapa orang yang sudah dikenal untuk memasarkan produk. Promosi langsung ditujukan untuk kalangan mahasiswa dan dosen.
2.    Brosur yang disebarkan di perumahan-perumahan yang relatif dekat dengan lokasi produksi dan teman kost.
5.    Segmentasi Pasar
              Target utama pemasaran produk ini terdiri atas dua macam, yaitu:
1.    Konsumen yang terdiri atas mahasiswa, dosen dan sebagian masyarakat umum. Mahasiswa dan dosen menjadi konsumen utama karena kedekatan dan lingkungan yang sama.
2.    Perumahan penduduk didaerah sekitar kampus Unnes. Lokasi-lokasi ini cukup dekat dengan tempat produksi. Sehingga lebih efektif dan efisien.
3.     Tempat-tempat potensial yang ada disekitar kampus, seperti koridor – koridor  yang dijadikan sebagai tempat berkumpul dan berteduhnya mahasiswa dan taman sebagai tempat nongkrong mahasiswa pada sore hari.
6.    Sistem Pembelian
     Konsumen yang hendak membeli donat cinta langsung memilih dan langsung memberikan uang sesuai ukuran produk, sebagaimana yang akan tercantum dalam daftar harga menu.
7.    Penentuan Harga Jual
     Harga jual donat cinta berdasarkan keseluruhan harga produksi, yang terdiri atas:
1.    Harga beli bahan baku.
              ( harga beli bahan baku disesuaikan dengan kondisi saat ini )
2.    Harga beli bahan pendukung
3.    Harga beli bahan pengemas
4.    Penyusutun peralatan
5.    Jumlah produksi
6.    Biaya promosi
7.     Transportasi
8.    Target keuntungan

H. METODE PELAKSANAAN
              Program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan ini terbagi menjadi tiga tahap antara lain tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap monitoring dan tahap evaluasi.
1.        Pada tahap pertama yakni tahap persiapan meliputi :
a.     Identifikasi kebutuhan peralatan masak, bahan baku pembuatan donat, dan perlengkapan penunjang lainnya.
b.    Dibuat list daftar barang dan bahan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan donat.
c.     Pengadaan barang dan bahan yang menunjang pembuatan donat.
2.        Pada tahap kedua yakni pelaksanaan, meliputi serangkaian kegiatan inti dalam program. Serangkaian kegiatan tersebut antara lain :
a.       Mempersiapkan peralatan masak dan bahan baku pembuatan donat.
b.      Mempersiapkan dan mengukur takaran tiap bahan adonan.
c.       Melakukan proses pembuatan hingga menghasilkan tepung biji nangka yang diolah menjadi donat.
d.       Melakukan pengemasan yang sedemikian rupa agar donat lebih menarik dan cantik.
e.       Promosi tahap awal dengan metode face to face dan pembuatan brosur.
3.        Tahap yang ketiga yakni tahap monitoring meliputi :
a.     Promosi tahap dua, Melaksanakan metode pemberian sampel pada beberapa tempat yang menunjang pemasaran produk seperti rumah kost dan warung makan.
b.    Mengidentifikasi tanggapan konsumen atas produk. Melakukan penyetoran secara berkala pada beberapa tempat yang menunjukkan prospek penjualan bagus.
4.        Tahap yang terakhir dalam metode pelaksanaan adalah evaluasi
       Tahap ini terkait dengan kegiatan memperbaiki produk dari berbagai aspek sesuai tanggapan distributor dan konsumen guna meningkatkan kualitas produk.
I. JADWAL KEGIATAN
`           Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian ini direncanakan dalam kurun waktu 5 bulan pada tahun 2012. Perkiraan waktu dan kegiatan pokok program ini disajikan dalam tabel 1 berikut :
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
NO
KEGIATAN
BULAN
I
II
III
IV
V
1.
Perencanaan usaha donat cinta dari tepung biji nangka
XXX
XXX



2.
Persiapan dan Pengadaan
Bahan
XXX
XXX
XXX


3.
Pembuatan donat cinta


XXX
XXX
XXX
4.
Pemasaran



XXX
XXX
5.
Penyusunan Laporan



XXX
XXX
6.
Penyerahan Laporan akhir




XXX

              Sebagai rasa tanggung jawab kami dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa, penghitungan hasil dan pemantauan terjadwal akan kami lakukan. Harapan kami setelah program PKMK selesai adalah terciptanya produk inovatif dari tepung biji nangka dalam bentuk yang lain, dan terbukanya peluang kerja dalam berwirausaha.

J. RANCANGAN BIAYA
1.         Bahan Habis Pakai                                                                       Rp. 2.014.000
2.         Pembelian Peralatan Masak                                                          Rp. 1.152.000
3.         Pembelian ATK                                                                            Rp.    134.000
4.         Pembelian Peralatan Penunjang                                                    Rp. 3.800.000
5.         Konsumsi Kegiatan                                                                      Rp.    750.000         
6.         Lain-lain                                                                                       Rp.    750.000
7.         Penyusunan Laporan                                                                    Rp.    350.000
     Total Biaya                                                                                  Rp. 8.950.000

Rincian
  1. Bahan Habis Pakai
a.    Minyak Goreng                 10 x @ Rp. 19.000                      Rp.     190.000
b.    Biji nangka                        1 karung x @ Rp. 100.000          Rp.     100.000
c.     Gula Pasir                         10 x @ Rp. 12.000                      Rp.     120.000
d.   Rempah – rempah              3 x @ Rp. 5.000                          Rp.       15.000
e.    Tabung Gas Besar                                                                 Rp.     180.000
f.     Plastik Produksi                 6 x @ Rp. 10.000                        Rp.      60.000
g.    Garam                                10 x @ Rp. 3.000                        Rp.       30.000
h.    Mentega                             10 x @ Rp. 5.000                        Rp.       50.000
i.      Coklat bubuk                     30 x @ Rp. 17.000                      Rp.     510.000
j.      Telur                                  5kg x @ Rp. 20.000                    Rp.     100.000
k.    Coklat batang                    5 x@ Rp. 25.000                         Rp.     125.000
l.      Permen                               3 x @ Rp.10.000                         Rp.       30.000
m.  Keju                                   4 x @ Rp. 8.000                          Rp.       32.000
n.    Vanilla batang                   5 x @ Rp. 25.000                        Rp.     125.000
o.    Pengembang                      6 x @ Rp. 5.000                          Rp.       30.000
p.    Meses                                 4 x @ Rp. 6.000                          Rp.       24.000
q.    Vanili                                                                                     Rp.         5.000
     Sub Total                                                                              Rp. 2.014.000

2.    Pembelian Peralatan Masak
a.    Ember                                2 x @ Rp. 12.000                        Rp.      24. 000
b.    Wajan besar                       2 x @Rp. 80.000                         Rp.    160.000
c.    Kompor gas                                                                           Rp.    250.000
d.   Tampah                              2 x @ Rp. 20.000                        Rp.      40.000
e.    Susruk                                2 x @ Rp. 8.000                          Rp.      16.000
f.     Saringan minyak                2 x @ Rp. 15.000                        Rp.      30.000
g.    Baskom                              2 x @ Rp. 15.000                        Rp.      30.000
h.    Gayung                                                                                  Rp.        5.000
i.      Pisau                                  4 x @ Rp. 4.000                          Rp       16.000
j.      Keranjang                          4 x @ 15.000                              Rp.      70.000
k.    Parutan                              3 x @13.000                               Rp.      39.000
l.      Mixer                                                                                     Rp.    400.000
m.   Panci                                                                                     Rp.      24.000
n.    Cetakan                             6 x @ Rp. 8.000                          Rp.      48.000
Sub total                                                                               Rp. 1.152.000

  1. Pembelian ATK
a.    Tinta Printer                       2 x @ Rp. 35.000                        Rp.   70.000
b.    HVS                                  2 x @ Rp. 32.000                        Rp.   64.000
Sub Total                                                                              Rp. 134.000
  1. Pembelian Perlengkapan Penunjang
a.    Laptop                                                                                   Rp. 3.000.000
b.    Printer                                                                                    Rp.     800.000
     Sub Total                                                                              Rp. 3.800.000

  1. Konsumsi Kegiatan
a.    Konsumsi kegiatan            5 x 30 x @ Rp. 5.000                  Rp. 750.000
    Sub Total                                                                              Rp. 750.000

  1. Lain – lain
a.    Transportasi                                                                           Rp. 250.000
b.    Dokumentasi dan Publikasi                                                   Rp. 500.000
    Sub Total                                                                              Rp. 750.000

  1. Penyusunan Laporan
a.    Laporan awal                                                                         Rp.   200.000
b.    Laporan akhir                                                                        Rp.   150.000
Sub Total                                                                              Rp.    350.000
Biaya Total Keseluruhan                                                    Rp. 8.950.000




K. LAMPIRAN
  1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK
            Ketua Kelompok
            Nama                                      : Qonitath Bella Islami
            NIM                                       : 3211412033
            Tempat, Tanggal Lahir           : Tegal, 8 Maret  1995
            Fakultas                                  : Ilmu Sosial
            Prodi/Jurusan/Semester          : Geografi / Geografi / I
            Alamat Semarang                   : Jl. Taman Siswa, Gang Cempaka
            No Telepon                             : 085879063736
Semarang, 14 Oktober 2012
Ketua Pelaksana,

Qonitath Bella Islami







            Anggota Kelompok 1
            Nama                                      : Mirsa Istiharoh
            NIM                                       : 3401412041
            Tempat, Tanggal Lahir           : Tegal, 03 Februari 1994
            Fakultas                                  : Ilmu Sosial
            Prodi/Jurusan/Semester          : Pendidikan/ Sosiologi & Antropologi / I
Alamat Semarang                   : Jl. Taman Siswa, Sekaran, Gunung Pati
            No Telepon                             : 085713694442
Semarang, 14 Oktober 2012
Anggota Pelaksana 1,

Mirsa Istiharoh









            Anggota Kelompok 2
            Nama                                      : Puji Rezqi Mulasih
            NIM                                       : 3201412053
            Tempat, Tanggal Lahir           : Tegal, 2 Maret 1994
            Fakultas                                  : Ilmu Sosial
            Prodi/Jurusan/Semester          : Pendidikan Geografi / Geografi / I
            Alamat Semarang                   : Jl. Taman Siswa, Sekaran ,Gunungpati
            No Telepon                             : 087730197153
Semarang, 14 Oktober 2012
Anggota Pelaksana 2,

Puji Rezqi Mulasih









            Anggota Kelompok 3
            Nama                                      : Bangkit Candra Birama
            NIM                                       : 7101412008
            Tempat, Tanggal Lahir           : Tegal, 14 September 1994
            Fakultas                                  : Ekonomi
            Prodi/Jurusan/Semester          : Pendidikan Akuntansi /Ekonomi Akuntansi/ I
            Alamat Semarang                   : Jl. Taman Siswa, Sekaran, Gunung Pati
            No Telepon                             : 085742624154
Semarang, 14 Oktober 2012
Anggota Pelaksana 3,

Bangkit Candra Birama









            Anggota Kelompok 4
            Nama                                      : Wildan Albaq Ramadhan
            NIM                                       : 6411412101
            Tempat, Tanggal Lahir           : Tegal, 12 Maret 1994
            Fakultas                                  : Ilmu Keolahragaan
            Prodi/Jurusan/Semester          : Ilmu Kesehatan Masyarakat / I
            Alamat Semarang                   : Jl. Taman Siswa, Sekaran, Gunung Pati
            No Telepon                             : 089661473125
Semarang, 14 Oktober 2012
Anggota Pelaksana 4,

Wildan Albaq Ramadhan









  1. BIODATA DOSEN PEMBIMBING
Nama dan Gelar                      :
NIDN                                      :
Tempat, Tangal Lahir              :
Fakultas                                   :
Alamat                                    :
No. Telp                                  :



                                                                                                Semarang, 14 Oktober 2012













  1. CARA PEMBUATAN
Pembuatan Tepung Biji Nangka
Bahan:
Biji nangka
Cara membuat tepung biji nangka:
  1. Biji nangka yang sudah diperoleh dicuci dengan bersih .
  2. Kemudian kupas kulitnya.
  3. Parut biji nangka tersebut dan keringkan.

Pembuatan donat
Bahan :
Tepung biji nangka
Mentega
Pengembang
Telur
Garam
Gula
Untuk Topping :
Coklat batang
Vanilla batang
Pewarna makanan
Keju

Cara membuat :
1.      Campurkan tepung biji nangka, telur dan mentega, gula dan garam  Kemudian mix hingga rata. Lalu masukkan backing powder ( pengembang ).
2.      Panaskan minyak .
3.      Bentuk adonan donat menjadi bentuk hati . sisihkan terlebih dahulu.
4.       Masukkan adonan donat yang sudah dibentuk ke dalam minyak yang telah dipanaskan, goreng hingga matang dan tiriskan.
5.      Parut keju .
6.      Lelehkan coklat batang .
7.      Lelehkan vanilla batang yang dicampur dengan pewarana makanan rasa strawberry.
8.      Celupkan bagian atas donat ke dalam coklat batang yang sudah dilelehkan tunggu hingga setengah kering, kemudian celupkan pada vanilla yang telah dicampur dengan pewarna makanan. Taburkan parutan keju diatasnya.
9.      Untuk selanjutnya donat diberi topping se menarik mungkin.